Mengapa Kucing Mendengkur?


  Jika Anda memiliki kucing, pasti Anda tahu bahwa kucing seringkali mendengkur saat mereka merasa gembira. Kucing merupakan satu-satunya hewan yang dapat mengeluarkan suara dengkuran. Pada saat mendengkur, seluruh tubuh kucing akan bergetar oleh kegembiraan. Dengkuran biasanya merupakan tanda kepuasan hati pada kucing. Namun jangan salah, kucing juga seringkali mendengkur saat mereka mengalami rasa sakit atau stres. Lalu, bagaimana kucing dapat mendengkur?
  Penelitian secara psikologis tentang asal mula dengkuran kucing sampai kini masih menjadi perdebatan, karena bunyi dengkuran mereka tidak dihasilkan secara ekslusif oleh pita suara, layaknya bunyi mengeong ataupun lolongan. Beberapa teori mengatakan bahwa bunyi dengkuran pada kucing dihasilkan oleh tulang hyoid, tulang kecil fleksibel yang terdapat di bagian leher kucing. Udara didorong masuk melalui kotak suara, menyebabkan tulang itu bergetar, yang kemudian menghasilkan suara yang amat jelas, yaitu dengkuran. Teori lainnya adalah, bahwa suara dengkuran disebabkan oleh otot-otot pada pangkal tenggorokan yang berkedut dengan cepat.
  Penyelidikan tentang mengapa kucing dapat mendengkur juga belum menghasilkan banyak informasi. Menurut pendapat dari Leslie Lyons, asisten profesor pada universitas di California, Davis School of Veterinary Medicine, dengkuran kucing bisa jadi merupakan hasil evolusi. Menurut teori hasil penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini oleh University of Sussex di Inggris, dengkuran pada kucing telah berkembang menjadi satu cara domestikasi kucing untuk mendapatkan makanan dari manusia.
  Pada saat mendengar dengkuran kucing, pemiliknya akan merasa lebih tenang dan bahagia. Scientific American melansirkan pada lamannya bahwa suara pada frekuensi dengkuran kucing ini dapat membantu dalam menyembuhkan maupun memadatkan tulang. Efek ini bukan hanya berlaku pada tubuh kucing sendiri, namun juga manusia yang mendengar dengkurannya. Selain itu, sudah terbukti bahwa dengkuran pada kucing dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi depresi. Hasilnya, kucing-kucing yang memiliki sifat tenang dan bersahabat digunakan sebagai hewan terapi yang sangat efektif di rumah-rumah dan panti jompo.
  Penelitian-penelitian tersebut semakin memperkuat teori bahwa kucing mengembangkan kemampuan mendengkurnya agar mereka lebih diterima manusia. Saat mendengar kucing mendengkur, kebanyakan manusia tidak dapat menolak mereka. Efek dengkuran ini membuahkan simbiosis mutualisme di antara manusia dengan kucing, di mana manusia diuntungkan oleh efek penyembuhan dari dengkuran, sementara kucing mendapatkan makanan dan tempat tinggal dari manusia. Dengan mengadopsi kemampuan untuk mendengkur, kucing dapat berbaur dan diterima dengan lebih baik oleh manusia.

Komentar

Postingan Populer